Jumat, 03 Mei 2013

Ucapkan Insya Allah

                                                         Ucapkan Insya Allah


     Hari ini hari terakhir ujian mid semester di sekolah Azmi. Seperti hari-hari sebelumnya, setelah sholat subuh Azmi menyempatkan diri untuk memperdalam materi pelajaran yang telah dipelajari pada malam sebelumnya. Hal itu ia lakukan karena merasa bahwa belajar sekali belum bisa membuatnya paham akan pelajaran tersebut. Azmi memang bukanlah anak yang pandai namun ia termasuk anak yang rajin. Oleh sebab itulah ia selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya. 
        Jarak rumah Azmi dengan sekolah sangatlah jauh oleh sebab itu ia harus ngekost di tempat yang dekat dengan sekolahnya. Di tempat itu ia satu kamar dengan teman satu kelasnya yang bernama Fida. Meskipun satu kamar Azmi belum terlalu bisa memahami karakter temannya itu. Sehingga sering kali ia merasa disakiti oleh temannya itu. Namun ia tak pernah sekali pun memendam rasa marah pada Fida. Yang Azmi lakukan hanya berdoa memohon kepada Allah semoga temannya itu bisa bersikap lebih baik lagi padanya.
          Satu jam sudah Azmi bergelut dengan mata pelajaran IPA. Bagi Azmi IPA adalah salah satu pelajaran yang sulit untuk dipahami sehingga ia harus ekstra kerja keras untuk mempelajarinya. Hal tersebut membuatnya lapar. Karena tidak sempat untuk memasak, ia pun ingin membeli nasi pecel di terminal kota yang letaknya dekat dg tempat ia menuntut ilmu. 
Karena letak terminal cukup jauh, jadi ia harus naik kendaraan untuk menuju kesana. Saat mau mengeluarkan sepedah ia melihat Fida sedang asyik membaca buku IPA sama seperti yang Azmi tadi lakukan di teras belakang kosan. Tiba-tiba muncul keinginan untuk mengajak Fida. Pada mulanya Fida menolak dengan alasan harus belajar, namun Azmi tetap kukuh meminta Fida untuk menemaninya. Untuk menyakinkanya agar mau ikut, Azmi bilang kepada Fida bahwa perginya tidak akan lama dan akan segera pulang.
              Akhirnya Fida mau juga menemaninya. Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai di tempat membeli nasi pecel tersebut. Segera setalah mendapatkan nasi pencelnya, Azmi lansung mengajak Fida kembali ke kosan. Namun hal yang tidak diinginkan terjadi, di tengah perjalanan ban sepedah yang meraka naiki banya bocor. Kepanikan mulai melanda diri Azmi karena Fida mulai menampakkan kekesalannya pada Azmi. Ia terus saja menyalahkan Azmi. Dan hal tersebut membuat Azmi merasa sangat bersalah pada Fida. 
        Ia pun terpaksa menuntun sepadanya sendiri, karena ia tidak berani meminta Fida untuk membantunya. Ia takut akan semakin membuat Fida marah. Dan Fida sendiri tak henti-henti menghardik Azmi dan terus menyalahkan Azmi.
Karena hari masih pagi, tak satu pun bengkel yang buka. Dan akhirnya Azmi terpaksa menitipkan sepedahnya di rumah bude Riana. Bude riana adalah kakak ibu Azmi yang letak rumahnya di daerah dekat terminal. Tak hanya menitipkan sepedahnya, Azmi juga meminjam sepedah bude Riana karena tak mungkin mereka berdua jalan kaki ke kosan karena jarak rumah bude Riana dengan kosan Azmi sangat jauh.
      Di sepanjang perjalanan menuju ke kosan mereka berdua hanya diam, tak sepatah kata pun terucap dari mulut mereka berdua. Azmi yang anaknya memang penyabar tak sedikitpun marah pada semua perlakuan Fida. Ia sadar bahwa semua itu terjadi karena kesalahanya. Karena tadi saat mengajak Fida, ia bilang tidak akan lama namun ternyata sebaliknya. Ia sangat menyesal atas ucapanya tersebut. namun semua telah terjadi dan tidak akan pernah bisa diulang kembali.
      Kejadian tersebut dijadikan pelajaran bagi diri Azmi sendiri. Disetiap musibah pasti ada hikmah yang terselip. Azmi sadar bahwa ia tidak boleh sembarangan mengatakan hal yang pasti. Seperti kata-katnya yang bilang bahwa mereka pergi tidak akan lama, namun ternyata Allah menghendaki lain. Akibat sepedah bocor, membuat perjalanan mereka menjadi lama dan tidak sebentar lagi. 
       Azmi sadar bahwa setiap yang direncanakan tidak akan terjadi apabila sang pembuat rencana tidak menghendaki hal tersebut terjadi. Untuk itulah sebaiknya setiap berucap pada orang lain selipkan kata Insya Allah. karena tiada yang tahu apakah Allah akan mengijinkan ucapan itu terjadi atau tidak. Jadi bagi teman-teman yang ngaku beriman jangan pernah lupa ucapkan insya Allah disetiap ucapan yang akan diucapkan. Dan semoga setiap niat baik yang terucap dari lisan kita di dengar dan dikabulkan oleh Allah SWT. Aamiin.. Fastabiqul Khairat Kawan ^ -^ 

0 komentar:

About Me

Pages

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.
twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail